TARI TRASDISONAL BETAWI
Tari Ondel-Ondel
Setiap
ada gelaran hajatan di kalangan warga Betawi, arak-arakan ondel-ondel
seperti tidak pernah ketinggalan. Ondel-ondel adalah boneka besar yang
tingginya sekitar 2.5 meter dengan garis tengah 80cm yang dibuat dari
anyaman bambu yang disiapkan begitu rupa sehingga mudah dipikul di
dalamnya. Bagian wajah berupa topeng atau kedok, dengan rambut kepala
dibuat dari ijuk. Wajah ondel-ondel laki-laki dicat merah, sedang
perempuan dicat warna putih.
Tari Yapong
Tarian
ini kadangkala berfungsi sebagai tari pergaulan untuk mengisi acara
menari sesuai permintaan, karena tarian ini penuh dengan variasi. Tari
Yapong merupakan tarian yang penuh kegembiraan dengan gerakan yang
dinamis dan erotis. Tari ini kemudian diolah dengan unsur-unsur tari pop
antara lain unsur tari daerah Sumatera. Selain juga dipengaruhi oleh
unsur kesenian Tionghoa, misalnya dalam kain yang dipakai oleh para
penari terdapat motif naga dengan warna merah menyala. Pengembangan
pakaian tarian ini juga berasal dari tari Kembang Topeng Betawi yang
terlihat jelas dari hias tutup kepala serta selempang dadanya, yang
disebut toka-toka.
Tari Kembang Topeng
Tari
ini termasuk yang paling kaya dengan unsur tari dan juga terpadu dengan
unsur teater. Dalam bahasa Betawi, perkataan topeng dapat berarti
tontonan, pertunjukan teater, penari atau primadona. Pemain Topeng
Betawi biasanya dianggap sebagai primadona, kostumnya paling unik, serba
meriah, dan gemerlapan. Dalam upacara "Kaulan" penari Kembang Topenglah
yang diberikan kehormatan bersama tuan rumah dan anak yang dikaul,
bersama memegang piring berisi ketupat kaul pada waktu mantera kaulan
diucapkan, karena memang kebudayaan Betawi masih identik dengan upacara
keagamaan.
Tari Samrah
Biasanya
para penari samrah menari berpasang-pasangan dengan gerakan tari
bermacam-macam, yang salah satunya dipengaruhi oleh gerakan silat. Tokoh
dalam bidang musik samrah adalah Ali Sabeni.
Tari Cokek
Tarian
ini biasanya digunakan untuk mengiringi tari pertunjukan kreasi baru,
pertunjukan kreasi baru, seperti tari Sembah Nyai, Sirih Kuning, dan
sebagainya. Tarian ini ditarikan berpasangan antara laki-laki dan
perempuan. Tarian ini juga diwarnai oleh budaya China. Tarian ini kerap
identik dengan keerotisan penarinya, yang dianggap tabu oleh sebagian
masyarakat. Pakaian penari cokek biasanya terdiri dari baju kurung dan
celana panjang dari bahan semacam sutera berwarna.
Beragam tarian dari Betawi ini membuktikan kekayaan budaya yang
terkandung di sana. Bagi orang Betawi, tentu tarian ini salah satu
tarian yang harus dilestarikan. Namun, bagi masyarakat Indonesia pada
umumnya, kita patut bangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar